Suara.com - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan, bahwa ia telah memprediksi aksi kerusuhan teroris di Mako Brimob Depok dan teror bom di Surabaya sejak dua tahun lalu. Namun ia menyayangkan tidak diajak berkoordinasi.
"Dua tahun lalu saya sudah mengerti ada peristiwa begini. Kalau saya nggak diajak ngomong nggak apa-apa," kata Ryamizard kepada wartawan di gedung Graha Mandiri, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (14/5/2018).
Dia menuturkan, aksi teror bom di tiga gereja dan kantor Polres Surabaya hari ini merupakan ancaman besar bagi kedaulatan negara. Maka dari itu, ia meminta semua pihak untuk berperan melawan aksi terorisme di tanah air.
"Ini ancaman nyata, kedaulatan kita terganggu," ujar dia.
Menurutnya, mudahnya gerakan teror beraksi di tanah air lantaran elemen masyarakat terpecah-pecah. Sehingga banyak celah bagi kelompok teroris untuk melancarkan aksinya.
"Karena kita ini kurang bersatu, jadi banyak celah orang lain masuk. Jadi kita harus bersatu melawan terorisme," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, kemarin bom meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya,Gereja Kristen Indonesia Diponegoro dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel. Pelaku bom ini ada 6 orang, mereka semua berkeluarga. Mereka adalah Dita Uprianto dan istrinya, Puji Kuswati. Lalu keempat anak terdiri dari Fadila Sari (12), Famela Rizkita (9), Yusuf Fadhil (18), dan Firman Halim (16).
Dita melakukan pengeboman di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Puji bersama Famela dan Fadila mengebom di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro (GKI Diponegoro). Terakhir Yusuf dan Firman melakukan pengeboman di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menhan Sebut Ada Terorisme karena Masyarakat Kurang Bersatu"
Post a Comment