Suara.com - Menurut penelitian di seluruh dunia, Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat, disebut sebagai negara yang memiliki diagnosa kanker baru dan kasus kematian akibat kanker lebih banyak dibandingkan negara lain.
Kesimpulan itu didapat setelah peneliti melakukan studi dari 195 negara tentang negara yang paling banyak mengalami kematian akibat kanker dan kasus-kasus penyakit yang paling baru.
Peneliti juga mengatakan, ada lebih banyak kasus baru di negara-negara kaya, khususnya kanker yang disebabkan oleh gaya hidup.
Pada 2016, tahun terakhir dari data yang tersedia, lebih banyak orang meninggal karena kanker di Mongolia daripada negara lain. Penelitian menemukan bahwa 272 orang per 100.000 penduduk meninggal karena penyakit tersebut.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa Zimbabwe, Dominika, Hongaria, dan Grenada melengkapi lima besar untuk sebagian besar kematian akibat kanker.
Australia memimpin dengan kasus-kasus paling baru pada 2016, dengan sekitar 743,8 diagnosa per 100.000 orang. Inggris berada di urutan kedelapan dalam daftar, dengan 438,6 kasus baru untuk setiap 100.000 orang di tahun ini.
Sedangkan Suriah memiliki jumlah kematian kanker terendah dan jumlah terendah kasus penyakit baru. Penelitian dikumpulkan oleh para ilmuwan di Universitas Washington dan diterbitkan dalam Onkologi JAMA.
"Memastikan akses universal untuk perawatan kesehatan merupakan prasyarat penting untuk deteksi dini dan pengobatan kanker," kata Dr Christina Fitzmaurce, yang memimpin penelitian.
Bukan cuma itu, setiap negara harus meningkatkan akses ke teknologi diagnostik yang canggih, yang sayangnya belum tersedia di negara-negara SDI rendah. Kondisi ini, menurut dia merupakan langkah penting menuju pencapaian kesetaraan kesehatan secara global.
Negara-negara dengan tingkat pendapatan dan pendidikan yang lebih tinggi umumnya memiliki lebih banyak kasus kanker baru. Kenaikan ini telah dikaitkan dengan berbagai hobi luar ruangan serta merokok atau minum berlebihan dan diet yang buruk.
"Sementara peningkatan kanker paru-paru, kolorektal, dan kulit selama dekade terakhir memprihatinkan, potensi pencegahannya cukup besar," kata Dr. Fitzmaurice dilansir Metro.co.uk.
Karena itu, kata dia, upaya pencegahan penting seperti pengendalian tembakau, intervensi diet, dan kampanye promosi kesehatan yang lebih luas juga perlu ditingkatkan dalam menanggapi peningkatan ini, khususnya kanker yang berhubungan dengan gaya hidup.
Pada 2016, ada 17,2 juta kasus kanker di seluruh dunia, peningkatannya bahkan mencapai 28 persen selama dekade terakhir, yang mengakibatkan 8,9 juta kematian.
Kanker payudara adalah penyebab utama kematian akibat kanker pada perpuan, dan kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker pada lelaki.
https://www.suara.com/health/2018/06/06/170725/tiga-negara-ini-paling-banyak-alami-kasus-kematian-akibat-kankerBagikan Berita Ini
0 Response to "Tiga Negara Ini Paling Banyak Alami Kasus Kematian Akibat Kanker"
Post a Comment