Suara.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta, Isnawa Adji memprediksi tonase penanganan sampah terjadi pada H+7 hingga H+10. Isnawa menuturkan, pihaknya sudah melakukan antisipasi peningkatan tonase tersebut.
"Diperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7, H+8, H+9 dan H+10, setelah cuti lebaran usai," ujar Isnawa, Senin (18/6/2018).
Kata dia, pada saat tukang-tukang gerobak yang sempat mudik telah kembali bertugas, maka akumulasi tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah masing-masing rumah warga mulai dikirim ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).
"Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami sudah mengantisipasi peningkatan tersebut. H+7 sampai dengan H+10 operasional pengangkutan sampah akan sangat optimal," tutur dia.
Tak hanya itu, Isnawa menuturkan TPST Bantargebang tempat diprosesnya sampah Jakarta, tetap beroperasi 24 jam selama libur dan cuti bersama Idul Fitri 1439 H. Adapun sebanyak 300 personel ditugaskan piket di tempat pengelolaan sampah TPST Bantargebang.
"Per hari ini dwilling time atau waktu truk sampah mengantri, menimbang sampah, dan menurunkan sampah sampah di sana di bawah 1 jam. Ini salah satu indikator pengelolaan TPST Bantargebang tetap normal," tutur Isnawa.
Berdasarkan data Dinas Kebersihan, rata-rata per hari berat sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang pada kondisi normal berkisar 7.000- 8.000 ton per hari dengan 1.300 - 1.400 rit truk sampah.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Puncak Tonase Sampah Jakarta 10 Hari Setelah Lebaran"
Post a Comment