Suara.com - Kota Madinah menjadi lokasi tempat Chacha Frederica merasa nyaman menggunakan hijab. Tidak tanggung-tanggung, hijab yang digunakan adalah kerudung panjang atau yang lebih dikenal dengan kerudung syar'i.
"Dulu dari 3 tahun yang lalu ketika aku umrah itu, aku merasa nyaman, ‘kok aku nyaman ya dengan begini’ (berhijab). Kalau umrah kan kita pakaiannya jauh lebih tertutup, lebih syar'i," kata Chacha Federica usai menghadiri talk show di kawasan di kawasan Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Minggu (1/4/2018).
Namun jauh sebelum umrah, perempuan berdarah Belanda, Tionghoa, dan Jawa itu merasa nyaman menggunakan hijab saat berada di Yerusalem, Palestina.
"Pas aku lagi di Palestina itu aku merasa nyaman banget dengan cara aku berpakaian. Nggak tahu kenapa?," lanjutnya.
Chacha mengaku merasa tertegun saat melihat perjuangan muslim di Palestina yang tetap menggunakan hijab di tengah konflik berkepanjangan.
"Aku ngerasa kayak merasakan apa yang teman-teman Palestina rasakan. Padahal aku di sana cuma 3-4 hari. Aku di sana ketika aku tidur di hotel bisa denger suara pistol, serem banget, selesai solat ada tembakan bener-benar di belakang aku tuh aku lari, aku ngerasain itu," lanjutnya.
Chacha semakin terharu yang melihat secara langsung perempuan berhijab berani melawan tentara yang memegang senjata mesin.
"Aku empat hari di situ aja kerjaannya mau nangis banget, ternyata kita lihat di media ibu-ibu bisa marah sama orang yang pake senjata sudah nggak takut karena mereka sudah bertahun tahun ngalamin itu. Jadi aku ngerasa damai aja saat aku berpakaian seperti itu di Yerusalem," lanjutnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Madinah dan Yerusalem, Mantapkan Chacha untuk Berhijab"
Post a Comment