Hasil Quick Count, Jagoan PDIP Keok di 4 Provinsi Besar

Suara.com - Berdasar hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, pasangan Cagub-Cawagub yang diusung PDIP di empat provinsi besar mengalami kekalahan. Yakni di Sumut, Sumsel, Jabar dan Jatim.

Di Pilkada Sumut, pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar PH Sitorus, kalah dari pasangan Edy Rahmayadi -Musa Rajekshah yang diusung Golkar, Gerindra, Hanura, PKS, PAN dan Nasdem. Sedang Djarot–Sihar diusung PDIP dan PPP.

Berdasarkan quick qount SMRC hingga pukul 17.00 WIB, pasangan Edy-Musa sudah mengantongi 58,94 persen suara. Sedangkan Djarot-Sihar di angka 41, 06 persen. Total data masuk sudah mencapai 94,33 persen.

Data tidak jauh berbeda juga terlihat dari hasil survei LSI. Pasangan nomor urut 1 Edy-Musa meraup 57,07 persen. Sementara pasangan nomor urut 2, Djarot-Sihar hanya 42,93 persen.

Bergeser ke Sumatera Selatan (Sumsel) lagi-lagi jagoan partai berlambang banteng ini pun kalah. Berdasarkan hitung cepat LSI, pasangan Dodi Reza Alex Noerdin-Giri R N Kiemas yang diusung gabungan PDIP, Golkar dan PKB meraih 31,78 persen.

Jagoan PDIP itu kalah dari pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya yang diusung Nasdem, Hanura dan PAN. Pasangan ini meraup 35,97 persen. Hasil data yang masuk dari survei LSI mencapai 92,86 persen.

Perolehan sama juga tergambar dari survei lembaga Populi. pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya meraih 36,72 persen. Sementara Dodi Reza Alex Noerdin-Giri R N Kiemas hanya 30,61 persen.

Sementara dua pasangan lain yakni Saifuddin Aswari R-M Irwansyah yang didukung Gerindra dan PKS memperoleh 10,95 persen. Kemudian pasangan Ishak Mekki-Yudha Pratomo yang diusung PPP, PBB dan Demokrat memperoleh 21,72 persen. Total data yang masuk mencapai 93,33 persen.

Kalah Telak di Jabar

Harapan PDIP bisa meraih suara banyak di Jawa Barat sirna. Berdasarkan hasil survei SMRC, pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang diusung PDIP hanya memperoleh 12,77 persen dari total data yang masuk 98,50 persen.

Kemenangan di Bumi Pasundan ini justru diraih pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul dengan perolehan suara 32,24 persen. Dua pasangan lain yakni Sudrajat-Syaikhu yang didukung Gerindra, PKS dan PAN meraih 29,63 persen. Kemudian jagoan Golkar dan Demokrat, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi meraih 25,36 persen.

Hasil tidak jauh berbeda juga terlihat dari hasil tiga lembaga survei lain seperti LSI, Indo Barometer dan Populi.

Berlanjut ke Jawa Timur (Jatim). Lagi-lagi kekalahan menimpa jagoan PDIP. Berdasarkan survei LSI dengan total data 100 persen, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak yang diusung Demokrat, Golkar, Nasdem, PPP, PAN, Hanura dan PKPI berhasil meraup 54,29 persen. Sementara pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno yag didukung PDIP, PKB, PKS dan Gerindra hanya meraih 45,71 persen.

Data tidak jauh berbeda juga terlihat dari hasil survei SMRC. Lembaga ini menyatakan pasangan Khofifah-Emil Dardak mengungguli rivalnya dengan perolehan 52,27 persen dari total data masuk 99.00 persen.

Menang di Jateng dan Sulsel

Beranjak ke Pilgub Jawa Tengah. Pasangan PDIP masih terlalu kuat bagi lawannya. Dari data SMRC, Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDIP, Nasdem, PPP, Demokrat dan Golkar meraih 58,60 persen. Pasangan ini mengungguli jagoan Gerindra, PAN, PKS dan PKB yakni Sudirman Said-Ida Fauziah dengan 41,40 persen.

Kemenangan Ganjar-Taj Yasin juga terlihat dari data survei lembaga LSI dan Indo Barometer.

Kemudian di Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel), PDIP juga berhasil memenangkan jagoannya Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman dengan perolehan 42,71 persen. Data ini berdasarkan survei LSI dengan total data masuk 98,33 persen.

Jagoan PDIP itu berhasil mengungguli tiga pasangan lain di Pilgub Sumsel. Salah satunya adalah pasangan Nurdin Halid-Aziz Kahar Muzakkar yang diusung Golkar, Nasdem, Hanura, PKB dan PKPI dengan perolehan suara 26,85 persen.

Tiga lembaga survei lain yakni SMRC, Indo Barometer dan Populi juga mencatat kemenangan untuk pasangan Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman dengan kisaran perolehan suara di atas 42 persen.

Let's block ads! (Why?)