Suara.com - Lembaga penerbangan dan antariksa nasional (Lapan) meminta publik untuk mewaspadai adanya banjir rob akibat gerhana bulan yang akan terjadi 28 Juli dini hari nanti.
Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa gerhana bulan Juli 2018 yang terjadi berbarengan dengan fenomena gelombang tinggi di pesisir pantai Nusantara akibat angin selatan-tenggara yang sedang berhembus.
"Waspadai efek gabungan gelombang tinggi di laut dengan pasang maksimum saat purnama dan gerhana bulan," tulis Thomas di akun Facebook-nya, Kamis malam (27/7/2018).
Menurut Thomas, ketika gerhana Bulan Juli 2018 berlangsung, angin selatan-tenggara berembus cukup kencang sekitar 30 km/jam dan menyebabkan gelombang laut lebih dari 3 meter di samudera Hindia, yang mengarah pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan pantai barat Sumatera.
"Sementara purnama, khususnya sekitar waktu gerhana Bulan, gaya pasang surut Bulan diperkuat gaya pasang surut Matahari. Akibatnya pasang air laut menjadi maksimum," imbuh Thomas.
"Efek gabungan gelombang tinggi dan pasang maksimum bisa menyebabkan banjir pasang (rob) melimpas ke daratan yang lebih jauh," wanti-wanti Thomas.
Gerhana Bulan Juli 2018, yang disebut sebagai yang terlama dalam 100 tahun terakhir, akan dimulai pada Sabtu dini hari nanti pada pukul 01.24 WIB dan mencapai puncak gerhana Bulan total pada 03.21 WIB. Gerhana Bulan ini akan berlangsung selama 3 jam 55 menit.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gerhana Bulan Juli 2018, Lapan: Waspada Banjir Rob"
Post a Comment